Photo by Mikhail Nilov @Pexels
Era kecerdasan buatan (AI) mulai merambah berbagai sektor pekerjaan, terutama yang dilakukan oleh pekerja kerah putih. Sebuah studi terbaru dari Microsoft menyoroti bahwa tidak semua profesi memiliki risiko yang sama terhadap pengaruh AI. Justru, pekerjaan kerah biru atau blue collar yang mengandalkan aktivitas fisik dan interaksi langsung dengan mesin atau manusia, menjadi yang paling minim terpapar ancaman penggantian oleh AI.
Microsoft melakukan riset berbasiskan 200 ribu percakapan anonim melalui Bing Copilot selama awal 2024, yang menunjukkan bagaimana AI paling sering berperan sebagai pelatih, penasihat, atau guru yang menyampaikan informasi kepada pengguna.
Model peran AI tersebut meningkatkan ancaman terutama bagi profesi yang membutuhkan pengolahan data, kreativitas, dan interaksi digital, seperti penerjemah, penulis, sejarawan, dan tenaga penjualan.
Namun berbeda dengan para profesional kerah putih, para pekerja kerah biru justru cenderung jarang memanfaatkan AI secara langsung dalam pekerjaan mereka. Itulah sebabnya Microsoft menyimpulkan pekerjaan yang bersifat fisik dan teknis yang dilakukan secara langsung oleh manusia dan mesin akan lebih tahan terhadap otomatisasi AI.
Laporan ini sekaligus menguatkan temuan Gallup yang mengungkap bahwa penggunaan AI paling banyak terjadi di kalangan pekerja kerah putih, seperti di sektor teknologi (50% pengguna AI), layanan profesional (34%), dan keuangan (32%). Sementara tingkat penggunaan AI di kalangan pekerja produksi dan frontline relatif stabil, hanya sekitar 9-11% dalam dua tahun terakhir.
Pakar masa depan dunia kerja, Ravin Jesuthasan, menuturkan,
"Jika saya seorang tukang ledeng, kita masih jauh dari mesin yang mampu menggantikan saya sebagai tukang ledeng. Jadi, stabilitasnya jauh lebih baik."
Berikut adalah 10 pekerjaan dengan paparan AI paling rendah menurut Microsoft:
- Flebotomis (ahli pengambilan darah terlatih)
- Asisten perawat
- Pekerja pemindahan bahan berbahaya
- Pembantu, tukang cat, tukang plester
- Pembalsem
- Operator pabrik dan sistem
- Ahli bedah mulut dan maksilofasial
- Pemasang dan reparasi kaca otomotif
- Insinyur kapal
- Tukang reparasi dan ganti ban
Jesuthasan menambahkan bahwa peran kerah biru kini semakin berkembang dan menjadi pilihan karier yang menarik, terutama bagi kaum muda. Karena sangat rendah risiko tergantikan AI, profesi seperti ini bakal terus diminati. Bahkan pekerjaan manufaktur yang dulu dianggap kotor dan melelahkan kini bertransformasi menjadi industri berbayar tinggi dengan tuntutan teknis yang semakin canggih.
Fenomena ini sekaligus menjadi peringatan bahwa keterampilan teknis dan fisik yang tidak mudah diautomasi AI akan tetap diminati dan bernilai di masa depan, sementara pekerja yang bergantung pada pengolahan data dan interaksi digital harus menyesuaikan diri dengan laju perkembangan teknologi.